sumber gambar di sini |
Penampilan luar ikan hiu yang terlihat garang, menyeramkan dan seperti predator sejati membuat kita menggambarkan hiu itu sebagai binatang lambang keganasan. Inilah yang menjadikan banyak sutradara film menjadikan hiu sebagai rujukan cerita yang isinya menyoal hanya tentang keganasan, pemangsa yang ganas, dan sangat ditakuti. Stereotype yang seperti ini yang terus di tanamkan sehingga orang-orang menjadi sangat ketakutan jika bertemu langsung dengan hewan seperti ini. Padahal jika kita melihat dari sisi yang berbeda ternyata hiu merupakan hewan yang penuh kelembutan, dibalik sosok yang menyeramkan dengan taring yang tajam ternyat hiu tidak memiliki tulang sejati, seluruh tubuhnya hanya di topang oleh tulang lunak atau biasa di sebut tulang rawan. Dari hewan ini kita di ajarkan bahwa menilai sesuatu jangan dilihat dari luarnya saja, dari dalam mungkin jauh lebih baik. Ya, begitulah, hiu mengajarkan filosofi kehidupan yang cukup dalam. Kita sebagai manusia yang sesungguhnya berada dalam puncak rantai makanan paling atas dalam spesies yang pemakan segala menjadikan hiu sebagai sumber makanan.
Sungguh sangat ironis, demi hanya untuk dianggap berada di kedudukan tertinggi dan terlihat mewah sirip hiu dijadikan hidangan makanan yang berkelas dan dimakan oleh orang-orang yang berkelas pula. Sirip hiu diolah menjadi sup yang di sajikan di acara-acara bisnis dan pernikahan di Hongkong karena menjadi lambang kedudukan tinggi. Dengan harga semangkuk sup sirip hiu yang di bandrol hingga 100 dolar dan tergantung pada kualitas hiu nya juga, bahkan jenis hiu paus untuk harga eceran siripnya bisa mencapai 20.000 dolar.
sup sirip hiu, sumber |
Postingan saya kali ini merujuk dari berita VOA yang berjudul Hongkong Diminta Larang Penyajian Sirip Hiu . Lebih dari 50% dari sekian banyak jenis spesies hiu di perairan terancam punah akibat perburuan untuk konsumsi yang sangat berlebihan. Dalam banyak kasus hiu di buru tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku dan tidak memikirkan kelangsungan spesies ini dimasa yang akan datang. Meningkatnya permintaan konsumsi sup sirip hiu yang dilandasi "mitos" dan didorong pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dikawasan asia ikut mempercepat musnahnya ikan-ikan ini. Cara-cara perburuan hiu oleh nelayan juga tergolong sangat kejam, Hiu di jerat dan sirip nya di potong setelah itu hiu di buang kembali kelaut tanpa sirip, dan itu yang membuat hiu tidak dapat bergerak dan akhirnya mati dengan cara yang menyakitkan.
di Hongkong-sirip hiu di keringkan, sumber |
Indonesia ikut kena imbasnya
Perburuan hiu di Raja Ampat, sumber |
Menurut sumber yang saya baca bahwa saking sudah sangat menggilanya permintaan sirip hiu di pasaran, Indonesia menjadi ladang subur tempat mendapatkan sirip secara bebas. Indonseia merupakan negara tempat habitat hiu terbesar di dunia menjadikan nelayan-nelayan tergiur karena nilai jual sirip hiu yang tinggi di pasaran. Khususnya di Raja Ampat, perburuan hiu sudah sangat marak dilakukan terutama dilakukan oleh nelayan dari luar Raja Ampat karena daerah ini merupakan daerah terakhir di Indonesia yang memiliki populasi hiu sangat sehat. Tetapi angka perburuan hiu secara ilegal ini berhasil ditekan karena adanya kesadaran dari masyarakat dan pemerintah akan pentingnya kelestarian ekosistem laut.
Hiu paus (Raja Ampat), sumber |
munurut saya, ada beberapa cara agar kepunahan hiu dapat di hentikan, diantaranya :
- Merubah paradigma, pandangan masyarakat jika hidangan sup hiu menjadi sajian yang dapat meningkatkan gengsi yang seringkali di hidangkan saat jamuan acara-acara bisnis dan pesta perkawinan harus di ubah. Penduduk cina menganggap bahwa sup sirip hiu di hidangkan saat pesta perkawinan akan meningkatkan harkat dan derajat yang menikah. Paradigma seperti ini yang hingga sekarang digunakan masyarakat Hongkong yang sedikit banyak sangat berimbas pada perburuan hiu yang semakin menggila.
- Ikut berperan aktif mendukung pergerakan para pemerhati lingkungan untuk menentang perburuan hiu. Berdasarkan Konvensi Perdagangan Internasioal untuk Species yang Terancam Punah (Convention on International Trade in Endangered Species/ CITES) hiu sudah di tetapkan menjadi hewan yang di lindungi karena merujuk dari hasil penelitian yang mencatat bahwa lebih dari 100 species hiu terancam punah atau hampir mendekati kepunahan.
- Meminimalkan penangkapan baik sengaja atau tidak sengaja terhadap hiu dan menggunakan jala yang tidak membahayakan yang digunakan para nelayan. Seringkali hiu tertangkap secara tidak sengaja oleh para nelayan dan akhirnya hiu mati dan di buang tidak berguna di laut.
- Meningkatkan pengawasan penagkapan hiu secara ilegal dan berlebihan. Seperti yang dilakukan oleh warga masyarakat di kawasan perairan Raja Ampat, kawasan ini dahulu menjadi ladang subur bagi para pemburu hiu dari nelayan dalam dan luar negeri. Namun kesadaran warga disana mualai bangkit dan bersama sama menjaga kelestarian ekosistem dengan melakukan pemantauan rutin selama 24 jam penuh secara bergantian yang dilakukan oleh masyarakat kawe, Raja Ampat.
- Menetapkan kuota penagkapan hiu berdasarkan hasil penelitian popuasi. Dari sekian banyak populasi species hiu yang hidup ada beberapa spesies yang langka dan hampir punah dan ada populasi yang perkembang biakannya cukup cepat sehingga popuasinya terjaga. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ilmuan dari seluruh dunia bersama IUCN/SSC Shark Specialist Group, 16 dari 21 jenis hiu yang di teliti berada di ambang kepunahan karena siripnya diburu atau tersangkut jala nelayan secara tidak sengaja.
- Ikut menjaga kelestarian populasi hiu. Dengan bersama-sama menjaga kelestariannya berarti kita ikut menjaga ketahanan populasi dari habitat hiu itu sendiri. Hiu merupakan hewan yang menduduki puncak rantai makanan di perairan laut, sebagai predator hiu sangat berpengaruh bagi ekosistem sehingga ia menjadi species indikator untuk mengukur dampak kegiatan manusia di dalam ekosistem laut.
Sebenarnya jika species ini di manfaatkan sesuai dengan kebutuhannya, banyak manfaat yang bisa didapat. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa hiu punya banyak khasiat di bidang medis maupun non medis. Dari sumber yang saya dapat, manfaat dari hiu selain dari daging dan siripnya sangatlah banyak, diantaranya:
- Minyak hati hiu digunakan sebagai bahan pencelupan dan industri tekkstil, pabrik pelumas, cat, kosmetik, sumber vitamin A dan produk farmasi.
- squalane dari hati bisa dijadikan obat (bersifat medis)
- Darah digunakan dalam bidang medis sebagai anti koagulan
- Kornea mata hiu dapat digunakan untuk transplantasi mata manusia
- Tulang rawan dan sari tulang rawan hiu bermanfaat untuk pengobatan penyakit osteoporosis, kanker, dan luka bakar
- Kulit digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian renang.
Selain memiliki banyak manfaat seperti yang telah disebutkan diatas ternyata hiu juga memeliki beberapa keistimewaan. Ikan hiu memiliki 7 indra, yakni pendengaran, penciuman (penciuman sejauh beberapa mil), peraba, penglihatan, pengecap, rangsangan listrik, serta garis tepidan organ-organ titik (pit organ) untuk menangkap getaran lemah. Ikan bertulang rawan ini juga mampu bermigrasi ke tempat-tempat yang sangat jauh melintasi batas negar, melewati samudra dan benua untuk melakukan reproduksi.
Dari beberapa penjelasan mengenai manfaat dan kelebihan dari hewan spesial ini ternyata ada kelemahan. Peneliti di Universitas Miami dalam jurnal Marine Drugs bahwa konsentrasi tinggi neurotoksin BMAA pada sup sirip hiu terkait dengan gangguan kesehatan otak. Konsumsi sirip hiu dan pil tulang rawan hiu memiliki resiko kesehatan yang signifikan adanya penyakit neurodegeneratife di antaranya Alzhiemer dan penyakit Lou Gehring. Semoga dari hasiil penelitian ini dapat dipahami dan merubah paradigma para penikmat sirip hiu dan mengurangi konsumsinya. Dengan itu kegiatan perburuan hiu dapat berkurang sehingga kepunahan hiu dapat di tanggulangi.
ah, lagi-lagi Indonesia jadi korbannya.
BalasHapusYang aku herankan, memangnya bisa kornea mata hiu dijadikan bahan transplantasi manusia? memangnya sama?
Lagi-lagi kebutuhan manusia akan gengsi dan prestise mengalahkan kebutuhan Bumi akan ekosistemnya.
BalasHapusSebenarnya perburuan hiu dan pembuatan sup sirip hiu tidak salah, karena itu merupakan salah satu seni dunia kuliner. Namun kalau sudah diekspolitasi (apalagi secara besar-besaran) ketidak-seimbangan ekosistem menjadi bayarannya.
CMIIW
Untung gue gak suka sup sirip hiu, ya iya lah orang belum pernah makan, mahal ciiinn.. hahahaaa..
BalasHapusOrang tuh ya, lebih mentingin gengsi daripada kelestarian hiu -___-
paragraf satunya menyentuh banget,kayak hiu juga memiliki kelembutan bagai seorang ibu *cailah*
BalasHapusOrang-orang jaman sekarang,demi gengsi,semakin pinter akalnya.Kapal-kapal yg katanya buat "Research" ternyata setelah diselidikin ntuh kapal ngangkut hiu gitu -___-
Jangan2 nanti generasi penerus kita cuma bisa ngeliat hiu di museum karena udah punah...astaga...
BalasHapusuntung gue ga doyan hiu (ikut melestarikan ceritanye) :p
BalasHapuskalopun doyan juga ga bakal sanggup beli. emang mahal pisan.... mahalan sarang walet apa ini ya kira2?
kalau untuk dikonsumsi gak usah sampai dieksploitasi gitu kali ya.. mirisnya adalah, cuma demi gengsi..
BalasHapussebenernya yang ganas itu kan manusia. -__-
BalasHapussegala nya diembat, semua dikuras. entah makanan, SDA, duit rakyat #eh
kadang oknum nelayan banyak yang terlalu money-oriented, ga mandang gimana masa depan nya :/
Miris ya,,,
BalasHapusmungkin memang enak tu daging hiu dan kaya manfaat