Senin, 24 Desember 2012

Menggapai Bintang #AdrenalineJunkie

Yo, what's up yo...!!!

Kali ini gue mau berbagi pengalaman luar biasa.

Bersama seorang sahabat, kami berdua terinspirasi untuk keluar dari zona nyaman dan ingin merasakan "HIDUP SE-HIDUPNYA" live your life to the fullest ! gitu lah.
Bosen dengan situasi yang itu-itu aja, biasanya tiap hari BEGADANG - TIDUR - KULIAH - LAPAR - MAKAN - NGANTUK - TIDUR LAGI. begitu seterusnya. Berasa hidup begitu-begitu aja, benar-benar berada di zona nyaman, dan ini gue rasa nggak baik buat kemajuan hidup gue.

Gue dan sahabat namanya "Dede", pengen keluar dari zona nyaman itu. pengen nyoba sesuatu yang bisa buat HIDUP SE-HIDUPNYA. Terinspirasi dari sebuah Film "Into The Wild" dan sebuah buku yang keren banget menurut gue, judulnya "Been There Done That Got The T-Shirt" bukan buku soal cara ngedapetin kaos. tapi buku soal Self-help gitu. Dari situ gue terpicu untuk megubah cara pandang dan cara hidup gue yang biasa-biasa ini.



Untuk menuju "live your life to the fullest" salah satu caranya adalah are you adrenaline junkie? yap. melakukan Adrenaline activity gitu. sebuah kegiatan yang memacu adrenaline.

Kenapa harus memilih aktivitas berbau adrenalin? soalnya, untuk bisa hidup se-hidupnya kita harus berani jadi risk-taker, nah risk-taker ini sering disebut sebagai Adrenaline Junkie. Ini karena resiko atau segala hal yang ada di luar zona nyaman identik dengan "bahaya". situasi ini yang bisa memicu hormon yang namanya EPINEFRIN atau yang populer disebut ADRENALINE.

Epinefrin
Hormon ini juga sering di sebut hormon "Fight or Flight" yang otomatis keluar ketika kita berada di situasi mencekam yang memaksa kita berada di tengah situasi antara pilihan "Fight" atau "Flight".

Ok, Recana Aktivitas adrenalin kita adalah.... jeng...jeng...jeng...

"MENCARI BINTANG" ya "MENCARI BINTANG". filosofinya kita berdua ingin seperti bintang, tinggi, indah, bercahaya. yah begitulah :p
Tapi, gue sama si dede gk tau gimana cara menuju bintang. dengan modal ketidak tahuan itulah yang bikin kita makin semangat. Ide yang tercetus adalah Teropong Bintang Bosscha. Mungkin disana bakal bisa liat bintang dengan teropong yang super gede. Fix, kita kesana !

Petualangan dimulai !
Keluar, gerbang menuju petualangan
Janji gue sama si dede bagun pagi-pagi banget, tapi ya namanya juga anak kost malemnya begadang walhasil kebangun jam 7 pagi, itu juga jam bangun paling pagi di hari minggu yag pernah gue lakukan.
Ok, kami siap berangkat. Tapi ada syaratnya. Supaya petualangan kita benar-benar seru dan Adrenaline rush kita terpacu maka kita putuskan kartu ATM kita tinggal, hp non aktif, dan membawa uang seadanya masing-masing boleh bawa 30.000 perak, tapi KTP dan Kartu Mahasiswa tetep di bawa, supaya kalau ada apa-apa identitas kita bisa di ketahui (udah mikir yg jelek-jelek), oh iya, kamera seadanya buat foto-foto situasi yang keren saat di perjalanan nanti.
No ATM, masing-masing cuma 30.000 
Dari Jl.PH Mustopha kostan pukul 08.00, kita belum nentuin gimana caranya bisa nemuin bintang. Kita yang anak kota biasanya main dan nongkrong di seputara daerah-daerah kota doang, buta peta dan buta rute angkot di Bandung. Dari hasil keputusan bersama, untuk pemanasan di petualangan ini kita jalan kaki sampai arah yang belum di tentukan.
Jalan dari PH.Mustopa sampai ke Gasibu, dan kebetulan ada pasar kaget. Pasar kaget ini rutin ada tiap minggu di sekitaran Lapanga Gasibu, mulai dari Gedung Sate sampai Monumen perjuangan di Dipati Ukur. Crowded banget, banyak yang bisa di lihat disini. tapi gue kurang tertarik, kalo gue liat pasti pengen jajan tapi ingat bekal kita cuma 30.000 perak. Kita putusin buat sarapan kecil buat ganjal perut, pilihanya adalah gorengan. Standar lah, beli gorengan 5000 perak dapet 10 biji kita bagi dua. lumaya ganjel perut walaupun gorengannya segede upil, kecil baget.
Muaceeet mencreeet
Perjalanan dilanjutkan, mau naik angkot gk mungkin, soalya percuma jalana macet banget, lagian kita juga gk tau musti naik angkot apaan. maklum kita bisa keluar kemana-mana pake motor, jadi rute angkot di Bandung kita buta sama sekali. Akhirnya kita jalan lagi, beberapa menit jalan sapai ke Jl. Dago, ada Car Free Day. Disini nih, banyak yang lucu-lucu, Mojang-mojang parahiyangan semuanya tumpah kejalan untuk menikmati minggu pagi di Dago, bening-bening banget. Selain banyak mojang parahiyangan di area car free day ini banyak komunitas-komunitas unik yang lagi pada nongkrong, komunitas sepeda, skat, sepatu roda, komunitas reptil, life music juga ada, pokonya macem-macem.
Car Free Day -  Dago

Darisini gue belajar, kalo sesuatu yang belum di rencanakan sama sekali sebelumnya itu kadang-kadang malah makin seru dan bayak kejutan hal-hal baru yang kita temui yang mungkin bahkan belum belum kita temui sebelumnya.

Car Free Day di Dago, kita lewati dengan jalan kaki, belum capek, kita berdua lanjut jalan kaki lagi sampe SABUGA (Sasana Budaya Ganesa) di deket-deket situ kita putusin buat nanya-anya, kebetulan ada bapak-bapak DISHUB lagi mangkal, lupa namanya siapa. Kita tanya, "Pak kalo mau liat bintang naik angkot apa ya?" si bapak bingung, "oh iya, liat bintang di Bossca. itu di Lembang kan pak? angkotnya yang mana ya pak?" Si bapak yang baik hati ini jawab sekenanya "bla.. bla.. bla..." Intinya, si bapak bilang, Naik angkot ke arah terminal Ledeng, di sana nanti nyambung lagi angkot yang ke arah Lembang. Ok.

dari Sabuga ke terminal Ledeng ongkosnya Rp.5000,-/2 orang *criiing*
Sampe di terminal Ledeng, plangak-plongok, mau nanya sungkan, nggak mau nanya takut nyasar, adrenaline rush mulai terpacu lagi. Ya udah pokoknya angkot yang ada tulisan Lembang nya kita naikin. Taraaa... 25 menit perjalanan sampe di Lembang, tapi nggak tau musti turu di mana.
Lagi-lagi gue sama si dede sungkan buat nanya. Di dalam angkot hormon adrenaline rush kita naik ke level yang lebih tinggi, perasaan yang kita alamin adalah takut ke sasar, tapi antusias, tapi seru, tapi gimana ya? tapi semacam exciteted, tapi panik, tapi geregetan, tapi tetap semangat berlebihan, semacam geli-geli lucu gitu. Ini yang dinamain gejolak hormon adrenaline rush itu, seru banget.

Dan tidak di sangka-sangka ternyata kita emang kesasar, tapi masih di dalam angkot. harusya kita turun di tempat angkot pertama kali ngetem, di deket Grand Hotel Lembang, di situ ada jalan setapak menuju Bossca, tapi jauh. kalo mau naik ojek bisa di anter ke lokasi, begitu kata ibu-ibu yag kita tanyain di dalam angkot. Haaah Naik Ojek? nggak mungkin, pasti mahal, bekal kita pas-pasan.

Tujuan kita emang untuk berpetualang, jadi saat kesasar ini kita nikmati aja. Pilihannya adalah "Fight or Flight" dan kita milih untuk tetap figh :D . Sampai di titik kesasar ini kita masih aja sungkan buat nanya-nanya. Akhirnya ada salah seorang penumpang baru naik di daerah pasar lembang, Cewek, cakep sih lumayan, keibuan gitu, baik juga. Umurnya nggak jauh beda sama kita, jadi kita berani buat tanya-tanya, nama si teteh ini kalo nggak salah sebut saja "Miranda", teteh miranda orangnya gampang nyambung kita ajak ngobrol. Kita tanya ini itu sama teteh Miranda, kita ceritain motivasi dan tujuan petualangan kami ini, teh Miranda senyam-senyum dengernya. 
Terus teh Miranda Tanya, "Kuliah?, Semester berapa? ngambil jurusan apa?" 
kita jawab,"kuliah teh, di ITENAS, Semester tua, dan ngambil jurusan hikmahnya aja". 
teh Miranda nyengir, terus tanya lagi "berpetualang nya berdua aja?" gue mikir si teteh pasti ngira dua orang cowok ganteng ini jalan berdua pasti di kira pasangan sahabat homo, nggak teh, kita bukan homo, kita temenan,kita sahabatan, bagai kepompong. Emang salah ya kalo dua orang cowok temenan, sahabatan terus jalan berdua hahaha... pasti ada yang ngira homo.

Oke, setelah panjang lebar cerita-cerita sama teh Miranda kita ditunjukin tempat turun di tempat rute jalan kaki terdekat menuju Bossca. Makasih teh Miranda. Eh, iya, saat cerita-cerita sama teh Miranda kita juga di rekomendasiin buat destinasi petualangan kita selanjutnya. Teh Miranda ngasih tau ada tempat keren lagi di daerah lembang ini, nggak cuma Tangkuban Perahu, Bosscha, dlll. tapi ada Air terjun yang indah yang di deketnya ada goa Jepang nya gitu... oke. kita catat buat destinasi petualangan selanjutnya.

Nah, sedikit lagi gue sama dede sampai di Bossca. nggak mau repot jalan kaki, kita mutusin untuk memanfaatkan jempol buat nyetopin kendaraan yang lewat buat di tumpangin. Dapet, mobil bak terbuka yang ngangkut batu bata berhasil kita mintain tebengan. Kita ditanyain sama yang punya mobil mau kemana? Bossca kang, kita mau ke Bossca. oke... 
Gembira ria, kita bisa nebeng, berasa udah jadi Alexander Supertramp. keren banget.
perjalanan 5 menit, 10 menit, 15 menit, 45 menit perjalanan hamparan bukit-bukit yang indah dan perkebunan sayur warga lembang, jalannya naik turun dahsyat banget. Heran kenapa akang yang nyopir gk berenti-berenti, padahal kita udah bilang kita mau turun di Bossca. Was-was lagi, Adrenaline Rush kita terpacu lagi. bingung, tapi tetap excited. Sampai di suatu lokasi mobilnya berhenti. kita ditanyain, "a' mau kemana?" kan kita udah bilang mau ke Bossca. si akang bilang, "wah, udah kelewat jauh a'" APAAaaaaaa...? kelewatan? Kelewatan jauuuu? jeng jeng jeng...
Nebeng, naik mobil gerobak berisi batu. 
Bingung, capek, kesasar, kata warga skitar bossca diatas bukit itu... perjalanan masih jauh~
Nggak papa, kita jalan aja. walaupun nggak tau pasti Bossca itu dimana. Gara-gara jalannya kelewatan, jadi kita harus jalan kaki kira-kira 7-8 Km, mungkin segitu lah, nggak tau pasti berapa jaraknya soalnya gk bawa meteran, pokoknya jauh banget bangetttt... yang bikin tambah menyiksa adalah jalannya tanjakan men, Nggak tanggung-tanggung, tanjakannya ada yang kemiringannya 40-70 derajat. iya, gue ukur sih segitu. Di perjalanan kita mulai berani nanya-nanya lagi sama warga sekitar di mana Bossca. Kata Warga di situ, sambil nunjuk ke arah bukit yang tinggi banget, masih jauh katanya, mending naik ojek. Kita was-was lagi, hormon Adrenaline Rush kita terpacu lagi, capek tapi musti di terusin, capek tapi tetap excited. Setelah jalan hampir dua jam full tanjakan kita berenti di sebuah warung gorengan. gorengannya enak banget, harganya 500 perak gede-gede banget. Gue belajar dari si Dede, katanya "bumbu paling enak itu adalah lapar" iya bener banget, kalo lagi laper apa aja jadi enak, termasuk gorengan ini, murah, enak, banyak.
Gorengan segede gaban
Setelah makan gorengan buat ganjal perut, kita tanya sama ibu-ibu warung "kalo mau ke Bossca lewat mana ya bu?" si ibu jawab " itu tinggal naik tangga ini aja langsung sampe kok" seneng banget, ternyata kita udah deket banget sama Bossca, kita udah deket banget sama bintang. Jalan yang di tunjukin sama ibu-ibu penjual gorengan sebenernya bukan jalan umum buat masuk Bossca, ini jalan nggak semua orang tau, Jalannya khusus buat jalan warga sekitar. 
Tanggaaaa nyaaa~
Tangga nya curam, tapi setelah sampai di anak tangga di atas terlihat pemandangan yang awesome banget. ibaratnya kayak lo ngeliat lukisan pemandangan anak-anak jaman dulu dengan dua gunung, matahari ditengah, jalan raya , sawah, kebun sayur. Lukisan imajinasi anak-anak jaman dulu itu beneran ada, dan ini beneran nyata men! keren banget.
Lukisan alam, syahdu~


Sampai di depan pintu gerbang belakang Bosscha, kita berdua senyum-senyum kegiraangan, akhirnya kita sampai lihat bintang men. Kita masuk dengan dada di busungkan tanda kebanggaan keberhasilan kami. Tapi, sampe di dalam kita di cegat sama satpam. kita nggak boleh masuk. Sampai di titik ini kita di larang masuk? kata Satpam nya ini hari libur, jadi gk boleh ada pengunjung yang boleh masuk. Men...! kita jauh-jauh dari bandung datang ke Bosscha, sampe di lokasi kita nggak boleh masuk. Si satpam tanya kita kenapa bisa masuk? kita kan lewat pintu belakang. dan emang itu pintu belakang cuma buat karyawan dan warga sekitar buat lewat. 


HIKMAH banget kita kesasar tadi, dari kesasar kita nemuin pintu belakang dan bisa masuk. coba kalo nggak kesasar, kita bakal lewat pintu gerbang utama gerbang Bossca dan udah pasti di larang masuk. HIKMAH BANGET pokonya.

Nggak peduli larangan satpam, kita ngeloyor masuk dan menikmati suasana Bossca yang asri. 
Berasa balik lagi kaya zaman SD dulu, inget nggak film Petualangan Sherina ? nah, film ini syutingnya di Bosscha, saat Sherina dikejar-kejar sama perampok dan lari ke Bosscha. gue berasa jadi si Sadam, anak laki-laki yang imut dan di selamatin Sherina :))


ngak kalah sama petualangan Sherina~


Seruuuuuuuu...

Banyak Hikmah dari perjalanan gue sama si dede kali ini, Sebagai Adrenaline Junkie pemula gue udah merasakan hormon Adrenaline Rush yang bergejolak, rasanya asik banget, geli-geli lucu. Flasback dari awal pejalanan kita, jalan kali, nggak tau rute angkot, kesasar, nebeng mobil gerobak, dst. itu seru banget....

Dan setelah kita nikmati Bosscha dan nostalgia film masa kecil kita putusin balik, dengan perasaan lega dan penuh suka cita. Tapi emang sayang Teropog bintang utama di Bosscha emang gk di buka. tapi udah cukup senang kok bisa sampe ke sana. 

Baliknya, kita yang Adrenaline Junkie ini cari tebegan lagi. Dapet tebengan mobil bak terbuka lagi, tapi yang ini isinya adalah pakan sapi. iya pakan sapi. keren banget, lagi-lagi berasa jadi Alexander Supertramp lagi. Kita di tumpangnin sampe di tempat naik angkot menuju terminal Lembang dan menuju Kostan.
nebeng lagiiii, naik mobil pengangkut pakan sapi~
Memang gue sama si Dede nggak dapet bintang yang kita tuju, tapi kita dapat BINTANG HIKMAH dari petualangan kali ini. Semua yang kadang nggak di rencanain dan nggak di targetin itu bisa bikin kejutan dan banyak pelajaran, tapi tentunya dalam menjalaninya itu semua harus punya tujuan dan keyakinan pasti bisa. begitu.


Sampai Jumpa di cerita Adrenaline Junkie selanjutnya... :)

5 komentar:

  1. yang di mobil itu sayur uda kayak petualangan sherina aja tuh.. om..

    BalasHapus
  2. kayak bolang om, bocah ilang, haha
    tapi bedanya makan-makannya enggak bikin sendiri melainkan beli, coba lain kali nangkep serangga terus di panggang gitu :)

    BalasHapus
  3. life is adventure, jadi ingat iklan susu balita di TV..

    isi ATM nya sebelas duabelas lah sama ane

    BalasHapus
  4. wuiih tangganya mantep, emang ga ada eskalatornya gitu om ?

    BalasHapus
  5. Benagustian : iya, petualangan sherina, sehrina yg pacar ku ituu~
    Nasihin : ide bagus, ntar di praktekin, tunggu cerita selanjutnya.
    Sabda : iya, hudup itu adventur, ini eang terinspirasi dari iklan susu kok,
    Tomy : gk ada, tar kalo jokowi jadi presiden kali~

    BalasHapus